Arsip Blog

Sabtu, 30 Mei 2009

15 SARANA RUSAK

15% Sarana Sekolah Rusak
Ditulis oleh Administrator
Thursday, 19 February 2009

ImageSURADADI – Sekitar 15% sarana prasarana penunjang sekolah di Indonesia ini rusak dan memprihatinkan keberadaannya. Akibatnya, proses pendidikan tersendat dan membuat kekhawatiran bagi sebagian kalangan pendidik karena proses belajar mengajar tidak berjalan semaksimal mungkin.

Di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Jatibogor, Suradadi menjadi salah satu contoh kecilnya. MTs berstatus swasta tersebut mempersoalkan tanah yang sering tergerus oleh arus air sungai Cacaban yang mengalir di belakang MTs dengan ketinggian mencapai 15M. Walau, pemda sudah memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan talud, namun persoalan abrasi masih terus berlangsung katika aliran sungai sangat deras.

Dari dua program permintaan yang diajukan pihak MTs yakni bronjongisasi dan talud. Namun, untuk sementara waktu hanya dikabulkan talud dan untuk bronjong harus mengajukan proposal kembali. Nahasnya lagi, talud yang baru selesai dibangun tiga bulan sudah retak dan tanah urugan belum penuh terisi.

Kepala MTs Jatibogor, H Khozin SAg mengeluhkan talud tersebut kurang maksimal dalam penyelesaiannya. Padahal usaha yang selama ini dilakukan semuanya untuk pendidikan generasi muda yang membutuhkan banyak bimbingan.

"Niat kami hanya membantu warga desa Jatibogor dalam proses belajar agar generasi muda mendatang dapat mengisi pembangunan meneruskan yang saat ini sudah ada. Tapi kalau sarana prasarana yang MTs kami punya masih seperti ini, bagaimana anak didik kami bisa konsentrasi belajar?" katanya, Kamis (19/2) kemarin.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR-RI, Cheppy T Wartono SE yang melakukan kunjungan kerja di Suradadi menyatakan prihatin dengan prasarana pendidikan baik di dalam ruangan atau karena faktor alam seperti abrasi di MTs Jatibogor. "Kalau saya prediksikan berarti ada 15% prasarana yang membutuhkan banyak pembangunan maupun rehab," tuturnya.

Adapun dana yang semestinya disiapkan oleh pemerintah sekitar 5 trilyun untuk membenahi semua prasarana yang sudah usang. Termasuk di MTs Jatibogor. "Saya yang datang ke lokasi langsung merasa miris dan melihat kondisi yang ada sangat mengkhawatirkan. Bila jauh hari tak ditangani ditakutkan memakan korban dan terjadi sesuatu mengingat air saat hujan sudah setinggi daratan MTs," terangnya.

Lebih lanjut Cheppy meminta tim dari DPU untuk sesegera menyelesaikan persoalan tersebut. Kalau pun tak sanggup dibiayai oleh APBD, bisa diajukan ke tingkat propinsi, bahkan sampai ke pusat. "Saya siap kalau akan menindaklanjuti untuk memperbaiki. Silakan buat proposal, nanti saya bantu untuk bertemu dengan Bupati Tegal, apalagi ini sekolah swasta yang saya kira berat untuk memperbaiki karena terbentur anggaran. Sudah bagus dengan MTs satu-satunya ini di Jatibogor berarti membantu pemerintah dalam pendidikan. Sejatinya pemerintah juga membantu memberikan bantuan pendidikan," tegasnya.

Cheppy mempertanyakan keseriusan kepada pemerintah dalam mengelola pendidikan, misalnya soal anggaran 20%. Karena kenyataan yang ada anggaran 20% tersebut bukan murni dari pendidikan, melainkan dari semua unsur seperti dinas di luar pendidikan. "Kalau ditotal yang murni dari pendidikan tak sampai 20%." ungkapnya. (cw4)

Sumber: http://www.radartegal.com/index.php/15-Sarana-Sekolah-Rusak.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar