15% Sarana Sekolah Rusak
Ditulis oleh Administrator
Thursday, 19 February 2009
ImageSURADADI – Sekitar 15% sarana prasarana penunjang sekolah di Indonesia ini rusak dan memprihatinkan keberadaannya. Akibatnya, proses pendidikan tersendat dan membuat kekhawatiran bagi sebagian kalangan pendidik karena proses belajar mengajar tidak berjalan semaksimal mungkin.
Di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Jatibogor, Suradadi menjadi salah satu contoh kecilnya. MTs berstatus swasta tersebut mempersoalkan tanah yang sering tergerus oleh arus air sungai Cacaban yang mengalir di belakang MTs dengan ketinggian mencapai 15M. Walau, pemda sudah memberikan bantuan dalam bentuk pembangunan talud, namun persoalan abrasi masih terus berlangsung katika aliran sungai sangat deras.
Dari dua program permintaan yang diajukan pihak MTs yakni bronjongisasi dan talud. Namun, untuk sementara waktu hanya dikabulkan talud dan untuk bronjong harus mengajukan proposal kembali. Nahasnya lagi, talud yang baru selesai dibangun tiga bulan sudah retak dan tanah urugan belum penuh terisi.
Kepala MTs Jatibogor, H Khozin SAg mengeluhkan talud tersebut kurang maksimal dalam penyelesaiannya. Padahal usaha yang selama ini dilakukan semuanya untuk pendidikan generasi muda yang membutuhkan banyak bimbingan.
"Niat kami hanya membantu warga desa Jatibogor dalam proses belajar agar generasi muda mendatang dapat mengisi pembangunan meneruskan yang saat ini sudah ada. Tapi kalau sarana prasarana yang MTs kami punya masih seperti ini, bagaimana anak didik kami bisa konsentrasi belajar?" katanya, Kamis (19/2) kemarin.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi X DPR-RI, Cheppy T Wartono SE yang melakukan kunjungan kerja di Suradadi menyatakan prihatin dengan prasarana pendidikan baik di dalam ruangan atau karena faktor alam seperti abrasi di MTs Jatibogor. "Kalau saya prediksikan berarti ada 15% prasarana yang membutuhkan banyak pembangunan maupun rehab," tuturnya.
Adapun dana yang semestinya disiapkan oleh pemerintah sekitar 5 trilyun untuk membenahi semua prasarana yang sudah usang. Termasuk di MTs Jatibogor. "Saya yang datang ke lokasi langsung merasa miris dan melihat kondisi yang ada sangat mengkhawatirkan. Bila jauh hari tak ditangani ditakutkan memakan korban dan terjadi sesuatu mengingat air saat hujan sudah setinggi daratan MTs," terangnya.
Lebih lanjut Cheppy meminta tim dari DPU untuk sesegera menyelesaikan persoalan tersebut. Kalau pun tak sanggup dibiayai oleh APBD, bisa diajukan ke tingkat propinsi, bahkan sampai ke pusat. "Saya siap kalau akan menindaklanjuti untuk memperbaiki. Silakan buat proposal, nanti saya bantu untuk bertemu dengan Bupati Tegal, apalagi ini sekolah swasta yang saya kira berat untuk memperbaiki karena terbentur anggaran. Sudah bagus dengan MTs satu-satunya ini di Jatibogor berarti membantu pemerintah dalam pendidikan. Sejatinya pemerintah juga membantu memberikan bantuan pendidikan," tegasnya.
Cheppy mempertanyakan keseriusan kepada pemerintah dalam mengelola pendidikan, misalnya soal anggaran 20%. Karena kenyataan yang ada anggaran 20% tersebut bukan murni dari pendidikan, melainkan dari semua unsur seperti dinas di luar pendidikan. "Kalau ditotal yang murni dari pendidikan tak sampai 20%." ungkapnya. (cw4)
Sumber: http://www.radartegal.com/index.php/15-Sarana-Sekolah-Rusak.html
Label
Arsip Blog
-
▼
2009
(108)
-
▼
Mei
(103)
- Masa Bimbingan Siswa
- PENGETAHUAN JURNALISTIK MERUPAKAN MODAL BAGI SISWA
- Pelatihan untuk Siswa Putus Sekolah
- Sekolah Rusak Rampas Hak Siswa Raih Layanan Pendid...
- Tidak Ada Alasan Menahan Rapor yang Menjadi Hak Siswa
- Pendidikan yang Menghargai Hak Siswa
- Pelayanan-pelayanan untuk Para Siswa
- Manajemen Kesiswaan
- Tercabulinya hak pribadi siswa
- Tahun Ajaran Baru, Terapkan Penilaian dengan Porto...
- Hardiknas 2009: Pendidikan Sains, Teknologi, dan S...
- Sistem Penilaian Ktsp Sma - Presentation Transcript
- YUG Bantu Pembangunan Sarana Pendidikan di Banten,...
- Teknik non-Tes dalam Pengajaran membaca
- Menyedihkan! Sarana Pendidikan Belum Sentuh Huta P...
- Diskriminasi Melanggar UU Pendidikan
- INFORMASI PELAYANAN PENDIDIKAN
- Lagi, Gedung SD Roboh di Jombang
- STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
- Belajar Bahasa Indonesia Tak Menarik Lagi
- Sastra Pertunjukan? Gampang!
- PENGERTIAN PAKEM
- Home Community Artikel Untukmu Guruku Konstruks...
- Penilaian Berbasis Kelas
- Pembelajaran Seni Budaya itu Menarik dan Menyenangkan
- Pemkot Terapkan Pembelajaran Sains Menarik Di Sekolah
- PENGARUH MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATI...
- Awas, "Bom Sosial" dari Sekolah Nasional Plus
- PENERAPAN CTL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA1
- Sekolah nasional bertaraf internasional
- Kurikulum Sekolah Internasional Harus Mengacu Kult...
- Bethany School Terapkan Kurikulum Internasional
- EVALUASI PEMBELAJARAN
- Kurikulum Untuk Anak Usia Dini, Perlukah?
- Selalu Berjubel di SD 1 Pagerejo
- 15 SARANA RUSAK
- Kurikulum Pendidikan Usia Dini
- 867 SD/MI di Banjarnegara Rusak
- PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBASIS WEB
- SARANA PENDIDIKAN
- Peran Aktif Internet dalam Pembelajaran Siswa di S...
- Sekolah Gratis Akan Perlambat Perbaikan Sarana Pen...
- PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
- Pembelajaran Aktif
- Joyful Learning sebagai Landasan Pembelajaran Sisw...
- BELAJAR BERFIKIR DENGAN MELIBATKAN OPERASI MENTAL
- BAGAIMANA MENGAJAR ANAK CERDAS ISTIMEWA?
- 3 PILAR PEMBINAAN KESISWAAN
- Tingkatkan Mutu Siswa Lewat Profesional Guru
- Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajem...
- KETIDAKADILAN DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN
- Surplus Institusi pendidikan yang dikecualikan dar...
- PEMERINTAH JANGAN RAGU-RAGU BANGUN SARANA DAN PRAS...
- UTAMAKAN LAYANAN PENDIDIKAN, SARANA PRASARANA BELA...
- FASILITAS PENDIDIKAN UNTUK ANAK CACAT, MINIM
- MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
- PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
- CTL YANG CENTIL KITA SENTIL....!!!
- KONSEP KE-PERBEDAAN DALAM PENDIDIKAN
- Manfaat Manajemen Kurikulum Pendidikan Dalam Peng...
- Kurikulum untuk Pluralitas Kebutuhan Belajar Indiv...
- Artikel: KURIKULUM / SILABUS BERDIFERENSIASI
- Memasukkan Konsep Sekolah Ramah Anak ke dalam Pend...
- Link and match: Keterkaitan dunia industri dan dun...
- KURIKULUM PENDIDIKAN DAN ANTI KORUPSI
- Berhasil Bina Sepakbola, Sukses Pimpin Sekolah
- TANTANGAN GURU TERHADAP PARADIGMA KTSP...
- GURU SEMAKIN MATERIALISTIK
- GURU SEBAGAI PENGELOLA KELAS
- BAGAIMANA MENJADI GURU YANG BAIK (PROFESIONAL)???
- MENCARI SOSOK GURU IDEAL
- GURU MENDATANG MINIMAL SARJANA ATAU BERSERTIFIKAT
- PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU DALAM PERSPEKTIF TEKN...
- 800 Juta Untuk Pelatihan Guru SD Korban Gempa Bant...
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- MESSAGE FROM GROUP MODERATOR
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- TIPE-TIPE PEMIMPIN & FIGUR GURU MASA DEPAN
- SERTIFIKASI GURU ANTARA HARAPAN DAN TANTANGAN
- STOP SERTIFIKASI GURU!!!
- Seorang Dosen Harus Serius Lakukan Evaluasi Kegiat...
- PAK GURU, JANGAN "TEXT BOOK" DONK!!!!
- UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PE...
- KENAPA SEKOLAH NEGERI RATA-RATA KURANG DISIPLIN DI...
- KENAPA SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL MAHAL???
- SEKOLAH MAHAL = HASILNYA BAIK?
- MAHALNYA PENDIDIKAN BERKUALITAS
- Biaya Pendidikan Sekolah Bisa Terasing dari Publik
- 36 Guru Mantapkan Kurikulum
- Pendidikan Gratis dan Nasib Sekolah Swasta
- Selamat Menempuh Ujian Nasional
- :UN yang Tak Perlu Ada
- Tinjauan Teoritis dan Praktis Evaluasi Pelaksanaan...
- PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI Pembiayaan Pendidikan...
- MALAYSIA GRATISKAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DAN MENE...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Pembiayaan Pendidikan dalam Islam
- TUJUH PROVINSI BELUM TEKEN AKAD PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
- Diskusi Terfokus NGO : Review Kebijakan Pembiayaan...
-
▼
Mei
(103)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar