(Drs. Yohanes Suwarinto)
Hampir disemua sekolah menengah, Mata pelajaran matematika menempati posisi yang unik. Matematika mempunyai posisi yang penting, diterapkan di hampir semua disiplin ilmu yang lain. Matematika juga menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan sebagai Ujian Akhir nasional, yang dengan demikain menjadi salah satu mata pelajaran yang memberi kontribusi pada keberhasilan atau kegagalan siswa.
Disisi yang lain, sifat mata pelajaran matematika yang bersifat abstrak dan hierarkis menyebabkan tingkat kesulitan yang relatif tinggi pada siswa yang mempelajarinya. Kesulitan ini tampak pada indikator pencapaian hasil belajar yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Sementara itu, pengukuran pencapaian hasil belajar lebih menekankan pada aspek kognitif saja – misalkan pada pengujian akhir, baik tingkat daerah atau nasional – Dua aspek yang lain – afektif dan psikomotorik – sering diabaikan dan tidak mendapat tempat dalam pembelajaran. Hal ini terutama disebabkan karena pembelajaran lebih ditujukan pada tuntutan kognitif, yang secara formal diukur dalam bentuk ujian akhir.
Kondisi tersebut diatas, menyebabkan pembelajaran di kelas menjadi terasa kering, membosankan, menakutkan dan bahkan mengkerdilkan motivasi siswa dalam belajar. Tidak jarang, para siswa merasa tidak nyaman, tidak aman bahkan mengalami tekanan luar biasa dalam mengikuti pembelajaran dikelas.
Salah satu upaya untuk mengurangi atau mendekatkan konsep konsep abstrak dalam matematika dilakukan dengan ’membumikan’ konsep konsep tersebut dalam penerapan pada aspek aspek kehidupan yang terkait dengan kehidupan siswa. Penerapan konsep matematis pada aspek yang dikenali akan sangat membantu siswa dalam memahami matapelajaran ini. Pembelajaran yang mengakomodasi kehidupan siswa ini akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Salah satu model pembelajaran yang dikenal dalam pembelajaran matematika adalah MRI – Matematika Real Indonesia – adalah pembelajaran yang menyajikan konsep konsep matematis secara kontekstual. Pembelajaran dengan menggunakan model ini memungkinkan terjadinya keterlibatan siswa dalam proses belajar, baik dalam ranah kognitif, afektif atau psikomotorik.
Dalam buku ”Revolusi Cara Belajar” dikatakan, pembelajaran yang integralstik holistik adalah pembelajaran yang multi aspek. Pembelajaranini melibatkan – sedapat mungkin – semua aspek pada siswa sebagai subyek belajar. Pembelajaran yang melibatkan berbagai aspek ini, dapat membantu siswa para siswa dalam proses belajarnya, meningkatkan rasa aman dan nyaman sehingga anak lebih terfokus pada kegiatan belajarnya.
Kemajuan tehnologi, khususnya dalam bidang Tehnologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memberikan peluang yang besar dalam perencanaan dan rekayasa pembelajaran yang bersifat multi dimensi. Tenologi yang bersifat multi media ini memberi peluang bagi kita untuk melibatkan aspek audio – visual dalam kegiatan pembelajaran.
Terkait dengan hal diatas, penulis merancang sebuah pembelajaran yang bersifat kontekstual yang disajikan dengan menggunakan tehnologi Informasi dan komunikasi. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bantuan media pembelajaran yang dibuat dengan menggunakan aplikasi Microsoft frontpage atau Powerpoint. Microsoft powerpoint dan frontpage dipilih karena kesederhanaan dan kemudahan dalam mengoperasikannya. Dibandingkan dengan aplikasi yang lebih berat – misalkan Macromedia Flash atau Dreamweaver – aplikasi tersebut relatif lebih dikenal oleh kalangan guru sekolah menengah pada umumnya.
Permasalahan yang ingin dselesaikan dengan menggunakan model pembelajaran tersebut diatas adalah 1) Bagaimana menciptakan dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. 2) bagaimana menciptakan kondisi yang mendukung terciptanyakegiatan belajar pada peserta didik dan 3 ) bagaimana meningkatkan pencapaian hasil belajar matematika.
Terkait dengan permasalahan yang ada. Penggunaan model pembelajaran ini bertujuan untuk : 1) Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika, 2) Menciptakan kondisi yang nyaman untuk terciptanya kegiatan belajar pada subyek didik dan 3) meningkatkan pencapain hasil belajar matematika.
Model pembelajaran ini diterapkan pada siswa kelas XI jurusan ilmu Ilmu alam dengan sasaran materi pokok yang terdapat di semester ganjil, yaitu materi pokok Statistika.
Kondisi yang diharapakan dengan penerapan model pembelajaran ini adalah : 1) Pembelajaran menjadi lebih bersifat dinamis, memungkinkan penggunaan aspek audio – visual untuk membantu porses kegiatan belajar. 2) Keterlibatan siswa sebagai subyek belajar lebih intens sehingga kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. 3) Penggunaan aspek audio visual juga dapat meningkatkan perasaan nyaman dan aman sehingga tercapai suasana yang kondusif dalam belajar. 4) Dengan demikian, diharapkan dapat diciptakan kultur kelas sebagai komunitas belajar. Ujung dari semua kegiatan ini adalah 5) meningkatnya pencapaian hasil belajar matematika.
Sumber: http://clejoerint.multiply.com/journal/item/5
Label
Arsip Blog
-
▼
2009
(108)
-
▼
Mei
(103)
- Masa Bimbingan Siswa
- PENGETAHUAN JURNALISTIK MERUPAKAN MODAL BAGI SISWA
- Pelatihan untuk Siswa Putus Sekolah
- Sekolah Rusak Rampas Hak Siswa Raih Layanan Pendid...
- Tidak Ada Alasan Menahan Rapor yang Menjadi Hak Siswa
- Pendidikan yang Menghargai Hak Siswa
- Pelayanan-pelayanan untuk Para Siswa
- Manajemen Kesiswaan
- Tercabulinya hak pribadi siswa
- Tahun Ajaran Baru, Terapkan Penilaian dengan Porto...
- Hardiknas 2009: Pendidikan Sains, Teknologi, dan S...
- Sistem Penilaian Ktsp Sma - Presentation Transcript
- YUG Bantu Pembangunan Sarana Pendidikan di Banten,...
- Teknik non-Tes dalam Pengajaran membaca
- Menyedihkan! Sarana Pendidikan Belum Sentuh Huta P...
- Diskriminasi Melanggar UU Pendidikan
- INFORMASI PELAYANAN PENDIDIKAN
- Lagi, Gedung SD Roboh di Jombang
- STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
- Belajar Bahasa Indonesia Tak Menarik Lagi
- Sastra Pertunjukan? Gampang!
- PENGERTIAN PAKEM
- Home Community Artikel Untukmu Guruku Konstruks...
- Penilaian Berbasis Kelas
- Pembelajaran Seni Budaya itu Menarik dan Menyenangkan
- Pemkot Terapkan Pembelajaran Sains Menarik Di Sekolah
- PENGARUH MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATI...
- Awas, "Bom Sosial" dari Sekolah Nasional Plus
- PENERAPAN CTL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA1
- Sekolah nasional bertaraf internasional
- Kurikulum Sekolah Internasional Harus Mengacu Kult...
- Bethany School Terapkan Kurikulum Internasional
- EVALUASI PEMBELAJARAN
- Kurikulum Untuk Anak Usia Dini, Perlukah?
- Selalu Berjubel di SD 1 Pagerejo
- 15 SARANA RUSAK
- Kurikulum Pendidikan Usia Dini
- 867 SD/MI di Banjarnegara Rusak
- PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBASIS WEB
- SARANA PENDIDIKAN
- Peran Aktif Internet dalam Pembelajaran Siswa di S...
- Sekolah Gratis Akan Perlambat Perbaikan Sarana Pen...
- PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
- Pembelajaran Aktif
- Joyful Learning sebagai Landasan Pembelajaran Sisw...
- BELAJAR BERFIKIR DENGAN MELIBATKAN OPERASI MENTAL
- BAGAIMANA MENGAJAR ANAK CERDAS ISTIMEWA?
- 3 PILAR PEMBINAAN KESISWAAN
- Tingkatkan Mutu Siswa Lewat Profesional Guru
- Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajem...
- KETIDAKADILAN DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN
- Surplus Institusi pendidikan yang dikecualikan dar...
- PEMERINTAH JANGAN RAGU-RAGU BANGUN SARANA DAN PRAS...
- UTAMAKAN LAYANAN PENDIDIKAN, SARANA PRASARANA BELA...
- FASILITAS PENDIDIKAN UNTUK ANAK CACAT, MINIM
- MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
- PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
- CTL YANG CENTIL KITA SENTIL....!!!
- KONSEP KE-PERBEDAAN DALAM PENDIDIKAN
- Manfaat Manajemen Kurikulum Pendidikan Dalam Peng...
- Kurikulum untuk Pluralitas Kebutuhan Belajar Indiv...
- Artikel: KURIKULUM / SILABUS BERDIFERENSIASI
- Memasukkan Konsep Sekolah Ramah Anak ke dalam Pend...
- Link and match: Keterkaitan dunia industri dan dun...
- KURIKULUM PENDIDIKAN DAN ANTI KORUPSI
- Berhasil Bina Sepakbola, Sukses Pimpin Sekolah
- TANTANGAN GURU TERHADAP PARADIGMA KTSP...
- GURU SEMAKIN MATERIALISTIK
- GURU SEBAGAI PENGELOLA KELAS
- BAGAIMANA MENJADI GURU YANG BAIK (PROFESIONAL)???
- MENCARI SOSOK GURU IDEAL
- GURU MENDATANG MINIMAL SARJANA ATAU BERSERTIFIKAT
- PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU DALAM PERSPEKTIF TEKN...
- 800 Juta Untuk Pelatihan Guru SD Korban Gempa Bant...
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- MESSAGE FROM GROUP MODERATOR
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- TIPE-TIPE PEMIMPIN & FIGUR GURU MASA DEPAN
- SERTIFIKASI GURU ANTARA HARAPAN DAN TANTANGAN
- STOP SERTIFIKASI GURU!!!
- Seorang Dosen Harus Serius Lakukan Evaluasi Kegiat...
- PAK GURU, JANGAN "TEXT BOOK" DONK!!!!
- UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PE...
- KENAPA SEKOLAH NEGERI RATA-RATA KURANG DISIPLIN DI...
- KENAPA SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL MAHAL???
- SEKOLAH MAHAL = HASILNYA BAIK?
- MAHALNYA PENDIDIKAN BERKUALITAS
- Biaya Pendidikan Sekolah Bisa Terasing dari Publik
- 36 Guru Mantapkan Kurikulum
- Pendidikan Gratis dan Nasib Sekolah Swasta
- Selamat Menempuh Ujian Nasional
- :UN yang Tak Perlu Ada
- Tinjauan Teoritis dan Praktis Evaluasi Pelaksanaan...
- PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI Pembiayaan Pendidikan...
- MALAYSIA GRATISKAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DAN MENE...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Pembiayaan Pendidikan dalam Islam
- TUJUH PROVINSI BELUM TEKEN AKAD PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
- Diskusi Terfokus NGO : Review Kebijakan Pembiayaan...
-
▼
Mei
(103)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar