PEMBELAJARAN IPA selama ini telah menjadi momok dari siswa SD hingga sekolah lanjutan. Hal ini sangat wajar, karena banyak konsep atau topik yang abstrak sehingga sulit diajarkan dan dipelajari oleh siswa. Apalagi sarana penunjang seperti alat peraga sulit didapatkan akan memperumit persoalan tersebut. Dengan kenyataan yang ada, jangan heran bila banyak guru merasa kesulitan dalam menentukan metode yang tepat dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak ini.
Prosedur belajar biasanya akan berlangsung mulai dari tingkatan konkrit menuju ke tingkatan abstrak. Ada 4 tingkatan dalam prosedur belajar yaitu pertama, belajar langsung melalui masyarakat, karya wisata, nara sumber pengabdian sosial. Prosedur tingkat pertama ini, paling banyak dilakukan di awal pemahaman, karena siswa menggunakan seluruh kemampuan indrawi untuk menggali segala informasi dari lingkungannya.
Kedua, belajar langsung melalui kegiatan ekspresi, seperti menari, menggambar atau bermain drama. Ketiga, belajar tak langsung. Tahapan ini siswa belajar dari konsep-konsep yang tersaji dalam peta, model, grafik ataupun melihat tayangan film. Dan keempat, belajar tak langsung melalui proses mendengar kata-kata, membaca buku atau diskusi informasi (metode ceramah). Tingkatan ini biasanya paling mudah dilakukan oleh guru, namun justru paling sulit bagi siswa untuk memahami suatu konsep yang abstrak.
Bermain peran merupakan salah satu variasi dalam mengajar dan mempunyai tujuan pokok mengorganisir gerak, mimik, perilaku, emosi siswa sehingga mudah menangkap, memahami dan mencerna materi ajar tertentu. Ekpresi atau aktualisasi konsep dalam gerak dan lagu mempunyai banyak manfaat antara lain, sebagai hiburan sekaligus belajar (learning is fun). Konsep ini berprinsip bahwa semua dapat dipelajari dan dipahami oleh semua siswa bila kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam suasana menyenangkan.
Kegiatan ekpresi siswa lewat bermain peran akan lebih menarik, terutama para pelaku peran lebih terkesan di pribadi masing-masing. Siswa terlatih dan terasah ranah afektifnya. Hal ini perlu dikembangkan karena tren atau kecenderungan siswa jurusan IPA lebih individualistik dan menonjolkan ego kepandaiannya dibanding jurusan yang lain. Bermain peran akan mengasah skill/ketrampilan siswa pada ranah afektif sekaligus psikomotoriknya
Model ini juga akan melatih penguasaan bahasa yang baik dan benar. Sepandai apapun seseorang akan diketahui melalui media bahasa baik tulisan maupun lisan. Penguatan kompetensi dalam berbahasa menjadikan siswa belajar IPA lebih dewasa dan matang di lingkungannya. Pelaku pembelajar akan memiliki konsep yang tidak mudah hilang.
Bermain peran juga merupakan atribut alat peraga. Aktivitas yang menarik biasanya diawali dengan kostum yang menyolok dan nyleneh. Hal ini sangat mungkin dijadikan sebagai alat peraga bagi guru untuk menjelaskan suatu konsep. Sebagai contoh macam warna dapat menunjuk konsep keberagaman dan persamaan.
Implementasi
Teori belajar menjelaskan setiap anak mampu menguasai ilmu, walaupun memerlukan waktu dan perlakuan yang tidak sama. Pemberian perlakuan sesuai kemampuan siswa akan meningkatkan pemahaman suatu konsep. Hal ini diperoleh mulai dari persepsi menuju tingkat pengertian dan pemahaman.
Model bermain peran (role play) merupakan pendekatan holistik dalam pembelajaran. Pada tingkatan dasar (perceptual learning) anak belajar melalui penginderaan dan pengamatan simbol-simbol. Sebagai contoh topik sintesa protein klas XII IPA SMA, kostum dan atribut telah menggambarkan konsep macam-macam materi genetik yang berperan. Seperti macam warna hijau, biru dan kuning sebagai pembeda materi genetik ribonukleat acid (RNA) duta, RNA transfer dan RNA ribosom.
Lambang-lambang yang dibawa siswa dapat menggambarkan proses yang sedang terjadi dalam tahapan transkripsi maupun translasi. Transkripsi merupakan proses penyalinan/pengkopian struktur DNA (deoksi ribo nucleic acid) yang dilambangkan dengan terlepasnya rangkaian siswa dalam pasangan kelompok barisan dan dilanjutkan dengan pembentukan pasangan baru. Sementara translasi atau penerjemahan dapat dilakukan oleh siswa melalui pertukaran siswa lambang tertentu dengan lambang asam amino yang dimaksud.
Pada tingkatan konsepsional (conceptual learning) siswa akan menyimpulkan konsep sendiri yang sebelumnya abstraktif menjadi konkrit, melalui serangkaian kegiatan dari yang dilihat, didengar dan diperankan dari awal hingga akhir.
Bermain peran dalam konsep IPA akan semakin baik bila diterapkan dalam pembahasan hal yang susah dilihat dengan mata telanjang. Namun demikian model ini banyak kendala yang dihadapi oleh siswa dan guru. Model ini memerlukan persiapan matang seperti Lembar Kerja Siswa (LKS), skenario drama, instrumen evaluasi yang tepat, persiapan mengajar yang mantap serta memperhitungkan waktu yang ada.
Tanpa persiapan matang jangan mengharapkan hasil yang terbaik, bahkan akan membuang energi dan waktu secara sia-sia. Penggunaan metode ini hanyalah salah satu model menuju keberhasilan siswa. Perlu disadari kemauan guru dalam bertindak sebagai motivator, fasilitator sekaligus inovator akan lebih bermakna bila siswa mampu meraih keberhasilan. Akhirnya, mampukah kita sebagai guru memaknai model ini dan tidak lagi mengaku sebagai sumber ilmu tunggal yang kaku dan beku ? (*)
Sumber: http://www.radarsemarang.com/community/artikel-untukmu-guruku/2137-konstruksi-pembelajaran-ipa-yang-menarik.html
Label
Arsip Blog
-
▼
2009
(108)
-
▼
Mei
(103)
- Masa Bimbingan Siswa
- PENGETAHUAN JURNALISTIK MERUPAKAN MODAL BAGI SISWA
- Pelatihan untuk Siswa Putus Sekolah
- Sekolah Rusak Rampas Hak Siswa Raih Layanan Pendid...
- Tidak Ada Alasan Menahan Rapor yang Menjadi Hak Siswa
- Pendidikan yang Menghargai Hak Siswa
- Pelayanan-pelayanan untuk Para Siswa
- Manajemen Kesiswaan
- Tercabulinya hak pribadi siswa
- Tahun Ajaran Baru, Terapkan Penilaian dengan Porto...
- Hardiknas 2009: Pendidikan Sains, Teknologi, dan S...
- Sistem Penilaian Ktsp Sma - Presentation Transcript
- YUG Bantu Pembangunan Sarana Pendidikan di Banten,...
- Teknik non-Tes dalam Pengajaran membaca
- Menyedihkan! Sarana Pendidikan Belum Sentuh Huta P...
- Diskriminasi Melanggar UU Pendidikan
- INFORMASI PELAYANAN PENDIDIKAN
- Lagi, Gedung SD Roboh di Jombang
- STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
- Belajar Bahasa Indonesia Tak Menarik Lagi
- Sastra Pertunjukan? Gampang!
- PENGERTIAN PAKEM
- Home Community Artikel Untukmu Guruku Konstruks...
- Penilaian Berbasis Kelas
- Pembelajaran Seni Budaya itu Menarik dan Menyenangkan
- Pemkot Terapkan Pembelajaran Sains Menarik Di Sekolah
- PENGARUH MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATI...
- Awas, "Bom Sosial" dari Sekolah Nasional Plus
- PENERAPAN CTL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA1
- Sekolah nasional bertaraf internasional
- Kurikulum Sekolah Internasional Harus Mengacu Kult...
- Bethany School Terapkan Kurikulum Internasional
- EVALUASI PEMBELAJARAN
- Kurikulum Untuk Anak Usia Dini, Perlukah?
- Selalu Berjubel di SD 1 Pagerejo
- 15 SARANA RUSAK
- Kurikulum Pendidikan Usia Dini
- 867 SD/MI di Banjarnegara Rusak
- PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBASIS WEB
- SARANA PENDIDIKAN
- Peran Aktif Internet dalam Pembelajaran Siswa di S...
- Sekolah Gratis Akan Perlambat Perbaikan Sarana Pen...
- PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
- Pembelajaran Aktif
- Joyful Learning sebagai Landasan Pembelajaran Sisw...
- BELAJAR BERFIKIR DENGAN MELIBATKAN OPERASI MENTAL
- BAGAIMANA MENGAJAR ANAK CERDAS ISTIMEWA?
- 3 PILAR PEMBINAAN KESISWAAN
- Tingkatkan Mutu Siswa Lewat Profesional Guru
- Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajem...
- KETIDAKADILAN DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN
- Surplus Institusi pendidikan yang dikecualikan dar...
- PEMERINTAH JANGAN RAGU-RAGU BANGUN SARANA DAN PRAS...
- UTAMAKAN LAYANAN PENDIDIKAN, SARANA PRASARANA BELA...
- FASILITAS PENDIDIKAN UNTUK ANAK CACAT, MINIM
- MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
- PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
- CTL YANG CENTIL KITA SENTIL....!!!
- KONSEP KE-PERBEDAAN DALAM PENDIDIKAN
- Manfaat Manajemen Kurikulum Pendidikan Dalam Peng...
- Kurikulum untuk Pluralitas Kebutuhan Belajar Indiv...
- Artikel: KURIKULUM / SILABUS BERDIFERENSIASI
- Memasukkan Konsep Sekolah Ramah Anak ke dalam Pend...
- Link and match: Keterkaitan dunia industri dan dun...
- KURIKULUM PENDIDIKAN DAN ANTI KORUPSI
- Berhasil Bina Sepakbola, Sukses Pimpin Sekolah
- TANTANGAN GURU TERHADAP PARADIGMA KTSP...
- GURU SEMAKIN MATERIALISTIK
- GURU SEBAGAI PENGELOLA KELAS
- BAGAIMANA MENJADI GURU YANG BAIK (PROFESIONAL)???
- MENCARI SOSOK GURU IDEAL
- GURU MENDATANG MINIMAL SARJANA ATAU BERSERTIFIKAT
- PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU DALAM PERSPEKTIF TEKN...
- 800 Juta Untuk Pelatihan Guru SD Korban Gempa Bant...
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- MESSAGE FROM GROUP MODERATOR
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- TIPE-TIPE PEMIMPIN & FIGUR GURU MASA DEPAN
- SERTIFIKASI GURU ANTARA HARAPAN DAN TANTANGAN
- STOP SERTIFIKASI GURU!!!
- Seorang Dosen Harus Serius Lakukan Evaluasi Kegiat...
- PAK GURU, JANGAN "TEXT BOOK" DONK!!!!
- UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PE...
- KENAPA SEKOLAH NEGERI RATA-RATA KURANG DISIPLIN DI...
- KENAPA SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL MAHAL???
- SEKOLAH MAHAL = HASILNYA BAIK?
- MAHALNYA PENDIDIKAN BERKUALITAS
- Biaya Pendidikan Sekolah Bisa Terasing dari Publik
- 36 Guru Mantapkan Kurikulum
- Pendidikan Gratis dan Nasib Sekolah Swasta
- Selamat Menempuh Ujian Nasional
- :UN yang Tak Perlu Ada
- Tinjauan Teoritis dan Praktis Evaluasi Pelaksanaan...
- PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI Pembiayaan Pendidikan...
- MALAYSIA GRATISKAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DAN MENE...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Pembiayaan Pendidikan dalam Islam
- TUJUH PROVINSI BELUM TEKEN AKAD PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
- Diskusi Terfokus NGO : Review Kebijakan Pembiayaan...
-
▼
Mei
(103)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar