KONSTRUKTIVISME berpendapat bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukan seperangkat fakta, konsep yang siap untuk diambil dan diingat. Tapi, manusia harus mengonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dalam pembelajaran siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide.
Esensi teori konstruktivis bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi komplek ke situasi lain. Dan apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik me-reka sendiri. Atas dasar ini maka pembelajaran harus dikemas menjadi proses mengonstruksi bukan menerima pengetahuan. Dalam proses pembelajaran, siswa membangun sendiri pe-ngetahuan melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan siswa menjadi pusat kegiatan.
Salah satu aplikasi teori konstruktivisme pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas dan menerapkan pe-ngetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Secara umum, CTL dimaknai sebagai suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan isi materi pelajaran dengan keadaan dunia nyata/alamiah. Pembelajaran ini memotivasi siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang diperoleh di kelas dan penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, warga masyarakat dan nantinya sebagai tenaga kerja (US Department of Education and the National School-to-work Office, 2001).
Proses belajar akan sangat efektif bila pengetahuan baru diberikan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya. Pe-ngetahuan yang diberikan hendaknya ada hubungan yang erat dengan pengalaman nyata siswa sesungguhnya. Katz (1981) menyatakan bahwa suatu program pembelajaran bukanlah sekadar suatu kumpulan mata pelajaran, namun lebih dari itu. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun program pembelajaran antara lain peran guru, hakikat pengajaran dan pembelajaran dan misi sekolah dalam masyarakat.
Melalui pendekatan ini, diharapkan pembelajaran mudah dipahami siswa, isi pelajaran tidak di awang-awang dan mempermudah siswa menghayati makna pembelajaran secara mendalam. Selama ini pembelajaran hanya teori yang muluk-muluk, sementara siswa tidak mudheng. Akibatnya siswa mudah lupa dan pembelajaran membosankan anak.
Kata kunci dalam pembelajaran ini antara lain Real World Learning, mengutamakan pengalaman nyata, berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis dan kreatif, pengetahuan bermakna dalam kehidupan, dekat dengan kehidupan nyata, adanya perubahan tingkah laku, siswa praktik bukan menghafal. Dalam model ini yang muncul pendidikan bukan pengajaran, siswa tertantang untuk meme-cahkan masalah, peran guru hanya mengarahkan dan hasil belajar diukur dengan berbagai cara bukan hanya dengan tes saja.
Strategi pembelajaran yang berasosiasi dengan pendekatan CTL antara lain Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), pendekatan proses, life skills education, authentic instruction, inquiry-based learning, problem based learning, cooperative learning dan service learning. Karena pemahaman baru sepotong-sepotong, biasanya guru malas menerapkan. Komponen pembelajaran berbasis kontekstual antara lain inquiry (menemukan). Langkah kegiatan ini melalui rangsangan guru, siswa menemukan masalah, kemudian siswa mengamati atau melakukan observasi. Setelah di observasi, siswa menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel atau karya lainnya. Bila siswa telah berhasil, membuat siswa dituntut mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada teman sekelas, guru atau bahkan ditulis dalam majalah sekolah. Bila hal ini benar-benar dapat dilakukan akan mampu mendidik siswa untuk kritis, analisis sekaligus menanamkan jiwa disiplin dan kerja keras.
Untuk membangkitkan partisipasi siswa dalam belajar guru dapat menempuh berbagai cara, misalnya diskusi kelompok, mendatangkan nara sumber, bekerja dengan kelas sederajat, bekerja dengan masyarakat dsb. Contoh kecil pembelajaran di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), bagaimana tatacara seseorang memiliki kartu tanda penduduk (KTP). Bila belum tahu, guru dapat menugaskan untuk wawancara dengan ketua RT atau RW dimana mereka tinggal. Model yang demikian ini kadang-kadang dilupakan dengan dalih menambah beban guru dan siswa itu sendiri, padahal pengalaman yang sederhana ini nantinya akan sangat berguna bagi diri siswa tersebut.
Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa karakteristik, antara lain kerjasama. Dalam praktik pembelajaran sedapat mungkin diupayakan, tumbuh jiwa solidaritas baik dalam memecahkan masalah, tugas kelompok atau dalam membuat laporan hasil karya. Hal ini selain saling menunjang keberhasilan antar siswa, pembelajaran akan menyenagkan, menarik dan tidak membosankan.
Bila sarana belum memadai, kreativitas guru sangat menentukan entah dengan fotocopy materi, bagi guru biologi dapat mengamati di alam sekitar dsb. Bila pembelajaran menarik dan menantang, siswa akan aktif, kritis dan menyenangkan. Di sisi lain guru akan selalu berinovasi, kreatif mengembangkan model pembelajaran dengan sarana yang ada di lingkungan sekolah atau masyarakat tempat tinggal anak. (*/ida)
*Oleh :
Sarbun Hadi Sugiarto
Guru SMP 1 Ungaran
Jalan Progo 26, Putatan
Sidomulyo, Ungaran Timur
Label
Arsip Blog
-
▼
2009
(108)
-
▼
Mei
(103)
- Masa Bimbingan Siswa
- PENGETAHUAN JURNALISTIK MERUPAKAN MODAL BAGI SISWA
- Pelatihan untuk Siswa Putus Sekolah
- Sekolah Rusak Rampas Hak Siswa Raih Layanan Pendid...
- Tidak Ada Alasan Menahan Rapor yang Menjadi Hak Siswa
- Pendidikan yang Menghargai Hak Siswa
- Pelayanan-pelayanan untuk Para Siswa
- Manajemen Kesiswaan
- Tercabulinya hak pribadi siswa
- Tahun Ajaran Baru, Terapkan Penilaian dengan Porto...
- Hardiknas 2009: Pendidikan Sains, Teknologi, dan S...
- Sistem Penilaian Ktsp Sma - Presentation Transcript
- YUG Bantu Pembangunan Sarana Pendidikan di Banten,...
- Teknik non-Tes dalam Pengajaran membaca
- Menyedihkan! Sarana Pendidikan Belum Sentuh Huta P...
- Diskriminasi Melanggar UU Pendidikan
- INFORMASI PELAYANAN PENDIDIKAN
- Lagi, Gedung SD Roboh di Jombang
- STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
- Belajar Bahasa Indonesia Tak Menarik Lagi
- Sastra Pertunjukan? Gampang!
- PENGERTIAN PAKEM
- Home Community Artikel Untukmu Guruku Konstruks...
- Penilaian Berbasis Kelas
- Pembelajaran Seni Budaya itu Menarik dan Menyenangkan
- Pemkot Terapkan Pembelajaran Sains Menarik Di Sekolah
- PENGARUH MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATI...
- Awas, "Bom Sosial" dari Sekolah Nasional Plus
- PENERAPAN CTL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA1
- Sekolah nasional bertaraf internasional
- Kurikulum Sekolah Internasional Harus Mengacu Kult...
- Bethany School Terapkan Kurikulum Internasional
- EVALUASI PEMBELAJARAN
- Kurikulum Untuk Anak Usia Dini, Perlukah?
- Selalu Berjubel di SD 1 Pagerejo
- 15 SARANA RUSAK
- Kurikulum Pendidikan Usia Dini
- 867 SD/MI di Banjarnegara Rusak
- PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBASIS WEB
- SARANA PENDIDIKAN
- Peran Aktif Internet dalam Pembelajaran Siswa di S...
- Sekolah Gratis Akan Perlambat Perbaikan Sarana Pen...
- PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
- Pembelajaran Aktif
- Joyful Learning sebagai Landasan Pembelajaran Sisw...
- BELAJAR BERFIKIR DENGAN MELIBATKAN OPERASI MENTAL
- BAGAIMANA MENGAJAR ANAK CERDAS ISTIMEWA?
- 3 PILAR PEMBINAAN KESISWAAN
- Tingkatkan Mutu Siswa Lewat Profesional Guru
- Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajem...
- KETIDAKADILAN DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN
- Surplus Institusi pendidikan yang dikecualikan dar...
- PEMERINTAH JANGAN RAGU-RAGU BANGUN SARANA DAN PRAS...
- UTAMAKAN LAYANAN PENDIDIKAN, SARANA PRASARANA BELA...
- FASILITAS PENDIDIKAN UNTUK ANAK CACAT, MINIM
- MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
- PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
- CTL YANG CENTIL KITA SENTIL....!!!
- KONSEP KE-PERBEDAAN DALAM PENDIDIKAN
- Manfaat Manajemen Kurikulum Pendidikan Dalam Peng...
- Kurikulum untuk Pluralitas Kebutuhan Belajar Indiv...
- Artikel: KURIKULUM / SILABUS BERDIFERENSIASI
- Memasukkan Konsep Sekolah Ramah Anak ke dalam Pend...
- Link and match: Keterkaitan dunia industri dan dun...
- KURIKULUM PENDIDIKAN DAN ANTI KORUPSI
- Berhasil Bina Sepakbola, Sukses Pimpin Sekolah
- TANTANGAN GURU TERHADAP PARADIGMA KTSP...
- GURU SEMAKIN MATERIALISTIK
- GURU SEBAGAI PENGELOLA KELAS
- BAGAIMANA MENJADI GURU YANG BAIK (PROFESIONAL)???
- MENCARI SOSOK GURU IDEAL
- GURU MENDATANG MINIMAL SARJANA ATAU BERSERTIFIKAT
- PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU DALAM PERSPEKTIF TEKN...
- 800 Juta Untuk Pelatihan Guru SD Korban Gempa Bant...
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- MESSAGE FROM GROUP MODERATOR
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- TIPE-TIPE PEMIMPIN & FIGUR GURU MASA DEPAN
- SERTIFIKASI GURU ANTARA HARAPAN DAN TANTANGAN
- STOP SERTIFIKASI GURU!!!
- Seorang Dosen Harus Serius Lakukan Evaluasi Kegiat...
- PAK GURU, JANGAN "TEXT BOOK" DONK!!!!
- UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PE...
- KENAPA SEKOLAH NEGERI RATA-RATA KURANG DISIPLIN DI...
- KENAPA SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL MAHAL???
- SEKOLAH MAHAL = HASILNYA BAIK?
- MAHALNYA PENDIDIKAN BERKUALITAS
- Biaya Pendidikan Sekolah Bisa Terasing dari Publik
- 36 Guru Mantapkan Kurikulum
- Pendidikan Gratis dan Nasib Sekolah Swasta
- Selamat Menempuh Ujian Nasional
- :UN yang Tak Perlu Ada
- Tinjauan Teoritis dan Praktis Evaluasi Pelaksanaan...
- PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI Pembiayaan Pendidikan...
- MALAYSIA GRATISKAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DAN MENE...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Pembiayaan Pendidikan dalam Islam
- TUJUH PROVINSI BELUM TEKEN AKAD PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
- Diskusi Terfokus NGO : Review Kebijakan Pembiayaan...
-
▼
Mei
(103)
Sabtu, 30 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar