Ditulis oleh Administrator
Tuesday, 03 February 2009
RUANG kelas yang digunakan untuk aktifitas pembelajaran di SD 1 Pagerejo Kecamatan Kertek Wonosobo, seakan tidak menyisakan area kosong. Meja dan kursi memenuhi seluruh ruangan. Sehingga untuk lewat orang dewasa -di sela meja, kurang leluasa. Rata-rata tiap ruang kelas diisi 30 meja dengan 60 kursi untuk murid. Kondisi semacam itu telah berlangsung sejak bertahun-tahun silam. Hal itu disebabkan jumlah siswa di sekolah tersebut selalu membeludak. Rata-rata anak yang ditampung di sekolah yang berada di kaki Gunung Sindoro tersebut mencapai 400an murid.
Pada tahun ajaran 2008/2009, SD 1 Pagerejo memiliki 408 siswa. Mereka terdiri atas kelas I sebanyak 79 anak; kelas II 85 murid; kelas III 66 siswa; kelas IV 58; kelas V 72 dan kelas VI 54 pelajar. Adapun ruang kelas yang digunakan untuk pembelajaran, hanya tujuh ruang.
Petrus Tri Gunadi (55 tahun) -guru kelas, kepada rombongan Dewan Pendidikan Wonosobo yang dipimpin H Slamet Raharjo Budi, kemarin, mengungkapkan bahwa untuk mengantisipasi membeludaknya siswa dalam satu ruang kelas, pihaknya terpaksa membuat kelas paralel. Khususnya yang memiliki siswa banyak (lebih dari 70 anak/kelas), yaitu kelas I, II dan kelas V.
KURANG NYAMAN: Banyaknya siswa dalam satu ruang kelas, menyebabkan pembelajaran kurang nyaman. Kondisi semacam itu sudah berlangsung sejak bertahun-tahun silam, di SD 1 Pagerejo Kecamatan Kertek Wonosobo. Ketua Dewan Pendidikan, H Slamet RB ketika meninjau sekolah tersebut, akhir Januari lalu. Foto: SM/Sudarman
KURANG NYAMAN: Banyaknya siswa dalam satu ruang kelas, menyebabkan pembelajaran kurang nyaman. Kondisi semacam itu sudah berlangsung sejak bertahun-tahun silam, di SD 1 Pagerejo Kecamatan Kertek Wonosobo. Ketua Dewan Pendidikan, H Slamet RB ketika meninjau sekolah tersebut, akhir Januari lalu. Foto: SM/Sudarman
Karena jumlah ruang yang masih kurang, maka ruang kelas untuk siswa kelas I bergantian dengan murid kelas II. Dalam hal ini, murid kelas I masuk pagi -pukul 07.00 sampai 10.00 WIB. Selanjutya, mulai pukul 10.00 WIB ruang kelas tersebut dimanfaatkan untuk siswa kelas II.
Tri Gunadi mengatakan, ketika dirinya mulai menjadi guru di tempat itu 10 tahun silam, jumlah siswa yang ditampung di SD 1 Pagerejo sudah membeludak. Kondisi semacam itu terus berlangsung tiap tahunnya. Pada hal, seluruh murid berasal dari dusun-dusun di Desa Pagerejo. Meliputi dari Dusun Tempuran; Pagersampang; Dempel dan Dusun Cangkringan.
Menurut Tri Gunadi, ruang kelas yang digunakan untuk pembelajaran adalah gedung SD Inpres tahun 1982/1983. Meski gedung dirawat, tetapi tanpa atap plafon. Pada hal ruang kelas tidak terlalu tinggi, sehingga jika siang, udara terasa gerah dan panas. Bila hujan, selain bocor juga suaranya bising.
Sehubungan dengan membeludaknya jumlah siswa, sejumlah guru mengaku bahwa pihak sekolah telah mengajukan usulan penambahan bangunan unit baru atau tambah lokal. Saat ini, SD 1 Pagerejo memperoleh bantuan dana cost sharing sebanyak Rp 105 juta. Dana tersebut dimanfaatkan untuk membangun dua lokal ruang kelas baru yang representatif. Sedangkan luas ruang kelas gedung Inpres, lebih sempit dari ukuran standar. Untuk ukuran standar adalah 7x8 meter.
Keterangan lain mengungkapkan, para lulusan SD 1 Pagerejo, pada tahun-tahun lalu yang melanjutkan ke jenjang SMP atau sederajat hanya berkisar 25 persen sampai 30 persen saja. Hal itu diduga karena faktor ekonomi keluarga. Namun untuk tahun mendatang, diperkirakan lulusan yang mau melanjutkan akan meningkat tajam.
Ketua Dewan Pendidikan, H Slamet RB menilai, berjubelnya siswa dalam satu ruang kelas (terlebih ukuran ruangan tidak standar), mengakibatkan suasana kurang nyaman. Sehingga hal itu dapat berpengaruh pada penyerapan ilmu yang diberikan. Konsentrasi siswa pun relatif tidak sepenuhnya. Beban guru pun semakin berat.
Jika setiap tahun jumlah murid selalu membeludak, lanjut H Slamet, seyogyanya diupayakan penambahan ruang kelas. Idealnya ruang kelas hanya menampung 30an anak saja. Tetapi di SD 1 Pagerejo ada kelas yang dijejali 60 murid. Sedangkan kelas dengan 72; 79 dan 85 siswa, dijadikan kelas paralel. (SM)
Sumber: http://www.e-wonosobo.com/content/view/534/77/lang,id/
Label
Arsip Blog
-
▼
2009
(108)
-
▼
Mei
(103)
- Masa Bimbingan Siswa
- PENGETAHUAN JURNALISTIK MERUPAKAN MODAL BAGI SISWA
- Pelatihan untuk Siswa Putus Sekolah
- Sekolah Rusak Rampas Hak Siswa Raih Layanan Pendid...
- Tidak Ada Alasan Menahan Rapor yang Menjadi Hak Siswa
- Pendidikan yang Menghargai Hak Siswa
- Pelayanan-pelayanan untuk Para Siswa
- Manajemen Kesiswaan
- Tercabulinya hak pribadi siswa
- Tahun Ajaran Baru, Terapkan Penilaian dengan Porto...
- Hardiknas 2009: Pendidikan Sains, Teknologi, dan S...
- Sistem Penilaian Ktsp Sma - Presentation Transcript
- YUG Bantu Pembangunan Sarana Pendidikan di Banten,...
- Teknik non-Tes dalam Pengajaran membaca
- Menyedihkan! Sarana Pendidikan Belum Sentuh Huta P...
- Diskriminasi Melanggar UU Pendidikan
- INFORMASI PELAYANAN PENDIDIKAN
- Lagi, Gedung SD Roboh di Jombang
- STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
- Belajar Bahasa Indonesia Tak Menarik Lagi
- Sastra Pertunjukan? Gampang!
- PENGERTIAN PAKEM
- Home Community Artikel Untukmu Guruku Konstruks...
- Penilaian Berbasis Kelas
- Pembelajaran Seni Budaya itu Menarik dan Menyenangkan
- Pemkot Terapkan Pembelajaran Sains Menarik Di Sekolah
- PENGARUH MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATI...
- Awas, "Bom Sosial" dari Sekolah Nasional Plus
- PENERAPAN CTL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA1
- Sekolah nasional bertaraf internasional
- Kurikulum Sekolah Internasional Harus Mengacu Kult...
- Bethany School Terapkan Kurikulum Internasional
- EVALUASI PEMBELAJARAN
- Kurikulum Untuk Anak Usia Dini, Perlukah?
- Selalu Berjubel di SD 1 Pagerejo
- 15 SARANA RUSAK
- Kurikulum Pendidikan Usia Dini
- 867 SD/MI di Banjarnegara Rusak
- PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBASIS WEB
- SARANA PENDIDIKAN
- Peran Aktif Internet dalam Pembelajaran Siswa di S...
- Sekolah Gratis Akan Perlambat Perbaikan Sarana Pen...
- PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
- Pembelajaran Aktif
- Joyful Learning sebagai Landasan Pembelajaran Sisw...
- BELAJAR BERFIKIR DENGAN MELIBATKAN OPERASI MENTAL
- BAGAIMANA MENGAJAR ANAK CERDAS ISTIMEWA?
- 3 PILAR PEMBINAAN KESISWAAN
- Tingkatkan Mutu Siswa Lewat Profesional Guru
- Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajem...
- KETIDAKADILAN DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN
- Surplus Institusi pendidikan yang dikecualikan dar...
- PEMERINTAH JANGAN RAGU-RAGU BANGUN SARANA DAN PRAS...
- UTAMAKAN LAYANAN PENDIDIKAN, SARANA PRASARANA BELA...
- FASILITAS PENDIDIKAN UNTUK ANAK CACAT, MINIM
- MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
- PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
- CTL YANG CENTIL KITA SENTIL....!!!
- KONSEP KE-PERBEDAAN DALAM PENDIDIKAN
- Manfaat Manajemen Kurikulum Pendidikan Dalam Peng...
- Kurikulum untuk Pluralitas Kebutuhan Belajar Indiv...
- Artikel: KURIKULUM / SILABUS BERDIFERENSIASI
- Memasukkan Konsep Sekolah Ramah Anak ke dalam Pend...
- Link and match: Keterkaitan dunia industri dan dun...
- KURIKULUM PENDIDIKAN DAN ANTI KORUPSI
- Berhasil Bina Sepakbola, Sukses Pimpin Sekolah
- TANTANGAN GURU TERHADAP PARADIGMA KTSP...
- GURU SEMAKIN MATERIALISTIK
- GURU SEBAGAI PENGELOLA KELAS
- BAGAIMANA MENJADI GURU YANG BAIK (PROFESIONAL)???
- MENCARI SOSOK GURU IDEAL
- GURU MENDATANG MINIMAL SARJANA ATAU BERSERTIFIKAT
- PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU DALAM PERSPEKTIF TEKN...
- 800 Juta Untuk Pelatihan Guru SD Korban Gempa Bant...
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- MESSAGE FROM GROUP MODERATOR
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- TIPE-TIPE PEMIMPIN & FIGUR GURU MASA DEPAN
- SERTIFIKASI GURU ANTARA HARAPAN DAN TANTANGAN
- STOP SERTIFIKASI GURU!!!
- Seorang Dosen Harus Serius Lakukan Evaluasi Kegiat...
- PAK GURU, JANGAN "TEXT BOOK" DONK!!!!
- UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PE...
- KENAPA SEKOLAH NEGERI RATA-RATA KURANG DISIPLIN DI...
- KENAPA SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL MAHAL???
- SEKOLAH MAHAL = HASILNYA BAIK?
- MAHALNYA PENDIDIKAN BERKUALITAS
- Biaya Pendidikan Sekolah Bisa Terasing dari Publik
- 36 Guru Mantapkan Kurikulum
- Pendidikan Gratis dan Nasib Sekolah Swasta
- Selamat Menempuh Ujian Nasional
- :UN yang Tak Perlu Ada
- Tinjauan Teoritis dan Praktis Evaluasi Pelaksanaan...
- PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI Pembiayaan Pendidikan...
- MALAYSIA GRATISKAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DAN MENE...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Pembiayaan Pendidikan dalam Islam
- TUJUH PROVINSI BELUM TEKEN AKAD PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
- Diskusi Terfokus NGO : Review Kebijakan Pembiayaan...
-
▼
Mei
(103)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar