Arsip Blog

Kamis, 28 Mei 2009

Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak aksesoris (Seminar singkat BEM FH UNTAG)

Dunia pendidikan di negeri kita ini semakin hari seamakin memprihatinkan. Tiap hari selalu saja ada berita tentang gedung sekolah yang terancam ambruk termakan usia karena tak tersentuh renovasi hingga siswa tak nyaman belajar di sekolahnya sendiri, mahalnya biaya pendidikan, dan segudang masalah pelik lainnya yang seolah tak ada habisnya. Hal inilah yang mengundang simpati BEM Fakultas Hukum Untag Surabaya untuk ikut peduli pada dunia pendidikan kita.

Melalui momen Hari Kebangkitan Nasional, BEM FH Untag mengadakan seminar pendidikan yang menyoroti dunia pendidikan negeri kita. Mengusung tema “Dengan Semangat Kebangkitan Nasional Kita Bangun Pendidikan yang Menciptakan SDM Berkualitas”, seminar ini digelar di Gedung Graha Widya Lt. 2 Untag pada Kamis (22/5) kemarin.

Ir. H. Achmad Jabir, MT yang menjadi salah satu pembicara dalam seminar ini mengungkapkan pendapatnya terkait sistem pendidikan negeri ini. Menurutnya, sistem pendidikan di Indonesia masih amburadul. “Ini karena mental bangsa kita yang masih saja mencari keuntungan dalam segala hal,” tutur Ketua Komisi D DPRD Surabaya yang terkenal sangat kritis itu.

Achmad Jabir menambahkan, mahalnya biaya pendidikan disebabkan oleh adanya pungutan-pungutan yang seharusnya tidak dilakukan. “Pendidikan kita terlalu banyak aksesoris,” jawabnya dengan lantang. Achmad Jabir kemudian mencontohkan biaya-biaya seperti untuk buku paket atau seragam sekolah itu tidak perlu karena yang lebih penting adalah bagaimana anak-anak bisa tetap sekolah dan mengenyam pendidikan.

Menjawab pertanyaan dari salah satu peserta seminar mengenai nasib para guru yang seperti tak dihargai jasa-jasanya, Achmad Jabir mengatakan bahwa usaha untuk memperjuangkan nasib guru akan terus dilakukan. “Masalah itu (nasib guru-humas) kita akan selalu berupaya dan berjuang bersama”, tegasnya.

Dalam seminar tersebut, turut hadir Wirawan, yang merupakan anggota Komisi Konsultasi Dewan Pendidikan Jawa Timur. Wirawan menjelaskan beberapa hal pokok yang menjadi masalah dalam pendidikan kita. Program Pemerintah yang dijalankan, ternyata berbenturan dalam pelaksanaannya di lapangan. Hal ini terjadi karena perbedaan antara program pemerintah dengan tuntutan masyarakat. “Harus ada penyesuaian antara program pemerintah dengan apa yang diinginkan masyarakat”, tegasnya. Wirawan juga menyarankan disediakannya fasilitas bagi penyampaian aspirasi masyarakat mengenai pendidikan sebagai salah satu solusi penyesuaian itu. (humas)

Sumber : Untag-Net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar