Belajar bahasa Indonesia saat ini tak semenarik belajar bahasa Inggris dan Matematika. Apalagi bicara tentang sastra, pasti yang terbayang adalah karya-karya lama yang sudah tidak relevan dengan kehidupan zaman sekarang. Seperti diungkapkan salah satu siswa SMPN 8 Malang yang kemarin menjadi peserta Sarasehan Peringatan Bulan Bahasa di SMPN 20 Malang kemarin.
“Belajar Bahasa Indonesia tidak menarik, lebih menarik belajar matematika, karena ada rumus yang harus dihafal. Sementara bahasa Indonesia sama saja,” ungkapnya saat ditanya apakah ia suka belajar bahasa Indonesia.
Dogma yang sudah terpatri dan menjadikan efek negatif pada pembelajaran sastra Indonesia ini tentu saja harus segera diubah. Dan menjadi tanggung jawab guru untuk menjadikan pelajaran ini dicintai muridnya. Dalam gelaran Peringatan Bulan Bahasa yang digagas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia kemarin, dipilih tema Gairahkan Kembali Kecintaan Pada Bahasa dan Sastra Indonesia.
Hadir sebagai pembicara. yaitu Penyair yang juga dosen di Unesa Tengsoe Tjahjono. Menurutnya, menjadi tantangan bagi para guru dengan realita bahwa siswa jenuh belajar bahasa Indonesia. Karena itu, sudah bukan zamannya lagi, dalam pembelajaran masih menggunakan karya sastra lama. “Kenapa tidak di SD guru mengajar dengan membawa Majalah Bobo atau Mentari untuk referensi di kelas. Pasti anak lebih tertarik daripada membawa puisi dan karya sastra lama yang sudah tidak menggambarkan dunia anak zaman sekarang,” ungkapnya.
Hal ini, kata Tengsoe, bukan berarti mengajarkan anak untuk meninggalkan sejarah, tapi pengetahuan sastra lama perlu diberikan, tapi dengan porsi kecil saja. Tidak menjadikan karya-karya itu menjadi rujukan utama pada setiap pembelajaran. Bahkan, novel-novel remaja seperti teenlit juga pantas dijadikan media belajar. Selain itu, kata dia guru pun harus membenahi cara mengajarnya. Jangan sampai, materi bahasa Indonesia yang diperoleh siswa mulai SD hingga SMA sama saja.
“Jika perlu, di sekolah itu guru bahasa dan sastra dibedakan. Sebab jelas berbeda, karena jika guru tidak suka sastra, maka ia akan meninggalkan materi itu dan tidak akan mengajarkan pada siswa,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP Kota Malang, Tatik Dwi Suswati menuturkan, melalui kegiatan seperti peringatan bulan bahasa ini diharapkan siswa mencintai bahasa Indonesia.
Sesuai dengan target belajar, mereka pun masing-masing diharapkan sudah membaca 15 judul karya sastra. Baik berupa kumpulan puisi, dongeng dan lainnya. “Sastra itu ada untuk dinikmati, bukan untuk membuat anak menghafalkannya karena diujikan. Kalau perlu ujian sastra itu tidak dengan teks, tapi dilombakan seperti ini,” tuturnya. (oci/udi) (Lailatul Rosida/malangpost)
Keywords: Bahasa Indonesia, kurikulum, MGMP, SMP
Berita Lainnya :
Pendaftaran RSBI Tak Jelas
Melihat Keunikan Pameran Pekan Informasi 2009
Kota Malang Dapat Jatah Sertifikasi 324 Guru Depag
Pakaian Dewan Sudah Ditenderkan Sesuai Surat Edaran Gubernur
Ketika Orang Tua Korban Pencabulan Protes Tuntutan JPU
KPK Susun Modul Pembelajaran 9 Nilai Antikorupsi
Perang Plang Di Senaputra
Sumber: http://malangraya.web.id/2008/10/30/belajar-bahasa-indonesia-tak-menarik-lagi/
Label
Arsip Blog
-
▼
2009
(108)
-
▼
Mei
(103)
- Masa Bimbingan Siswa
- PENGETAHUAN JURNALISTIK MERUPAKAN MODAL BAGI SISWA
- Pelatihan untuk Siswa Putus Sekolah
- Sekolah Rusak Rampas Hak Siswa Raih Layanan Pendid...
- Tidak Ada Alasan Menahan Rapor yang Menjadi Hak Siswa
- Pendidikan yang Menghargai Hak Siswa
- Pelayanan-pelayanan untuk Para Siswa
- Manajemen Kesiswaan
- Tercabulinya hak pribadi siswa
- Tahun Ajaran Baru, Terapkan Penilaian dengan Porto...
- Hardiknas 2009: Pendidikan Sains, Teknologi, dan S...
- Sistem Penilaian Ktsp Sma - Presentation Transcript
- YUG Bantu Pembangunan Sarana Pendidikan di Banten,...
- Teknik non-Tes dalam Pengajaran membaca
- Menyedihkan! Sarana Pendidikan Belum Sentuh Huta P...
- Diskriminasi Melanggar UU Pendidikan
- INFORMASI PELAYANAN PENDIDIKAN
- Lagi, Gedung SD Roboh di Jombang
- STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
- Belajar Bahasa Indonesia Tak Menarik Lagi
- Sastra Pertunjukan? Gampang!
- PENGERTIAN PAKEM
- Home Community Artikel Untukmu Guruku Konstruks...
- Penilaian Berbasis Kelas
- Pembelajaran Seni Budaya itu Menarik dan Menyenangkan
- Pemkot Terapkan Pembelajaran Sains Menarik Di Sekolah
- PENGARUH MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATI...
- Awas, "Bom Sosial" dari Sekolah Nasional Plus
- PENERAPAN CTL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA1
- Sekolah nasional bertaraf internasional
- Kurikulum Sekolah Internasional Harus Mengacu Kult...
- Bethany School Terapkan Kurikulum Internasional
- EVALUASI PEMBELAJARAN
- Kurikulum Untuk Anak Usia Dini, Perlukah?
- Selalu Berjubel di SD 1 Pagerejo
- 15 SARANA RUSAK
- Kurikulum Pendidikan Usia Dini
- 867 SD/MI di Banjarnegara Rusak
- PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL BERBASIS WEB
- SARANA PENDIDIKAN
- Peran Aktif Internet dalam Pembelajaran Siswa di S...
- Sekolah Gratis Akan Perlambat Perbaikan Sarana Pen...
- PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
- Pembelajaran Aktif
- Joyful Learning sebagai Landasan Pembelajaran Sisw...
- BELAJAR BERFIKIR DENGAN MELIBATKAN OPERASI MENTAL
- BAGAIMANA MENGAJAR ANAK CERDAS ISTIMEWA?
- 3 PILAR PEMBINAAN KESISWAAN
- Tingkatkan Mutu Siswa Lewat Profesional Guru
- Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar melalui Manajem...
- KETIDAKADILAN DALAM KEBIJAKAN PENDIDIKAN
- Surplus Institusi pendidikan yang dikecualikan dar...
- PEMERINTAH JANGAN RAGU-RAGU BANGUN SARANA DAN PRAS...
- UTAMAKAN LAYANAN PENDIDIKAN, SARANA PRASARANA BELA...
- FASILITAS PENDIDIKAN UNTUK ANAK CACAT, MINIM
- MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
- PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
- CTL YANG CENTIL KITA SENTIL....!!!
- KONSEP KE-PERBEDAAN DALAM PENDIDIKAN
- Manfaat Manajemen Kurikulum Pendidikan Dalam Peng...
- Kurikulum untuk Pluralitas Kebutuhan Belajar Indiv...
- Artikel: KURIKULUM / SILABUS BERDIFERENSIASI
- Memasukkan Konsep Sekolah Ramah Anak ke dalam Pend...
- Link and match: Keterkaitan dunia industri dan dun...
- KURIKULUM PENDIDIKAN DAN ANTI KORUPSI
- Berhasil Bina Sepakbola, Sukses Pimpin Sekolah
- TANTANGAN GURU TERHADAP PARADIGMA KTSP...
- GURU SEMAKIN MATERIALISTIK
- GURU SEBAGAI PENGELOLA KELAS
- BAGAIMANA MENJADI GURU YANG BAIK (PROFESIONAL)???
- MENCARI SOSOK GURU IDEAL
- GURU MENDATANG MINIMAL SARJANA ATAU BERSERTIFIKAT
- PENINGKATAN KUALIFIKASI GURU DALAM PERSPEKTIF TEKN...
- 800 Juta Untuk Pelatihan Guru SD Korban Gempa Bant...
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- MESSAGE FROM GROUP MODERATOR
- PROFIL GURU MASA DEPAN
- TIPE-TIPE PEMIMPIN & FIGUR GURU MASA DEPAN
- SERTIFIKASI GURU ANTARA HARAPAN DAN TANTANGAN
- STOP SERTIFIKASI GURU!!!
- Seorang Dosen Harus Serius Lakukan Evaluasi Kegiat...
- PAK GURU, JANGAN "TEXT BOOK" DONK!!!!
- UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SEBAGAI ISSUE KRITIS PE...
- KENAPA SEKOLAH NEGERI RATA-RATA KURANG DISIPLIN DI...
- KENAPA SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL MAHAL???
- SEKOLAH MAHAL = HASILNYA BAIK?
- MAHALNYA PENDIDIKAN BERKUALITAS
- Biaya Pendidikan Sekolah Bisa Terasing dari Publik
- 36 Guru Mantapkan Kurikulum
- Pendidikan Gratis dan Nasib Sekolah Swasta
- Selamat Menempuh Ujian Nasional
- :UN yang Tak Perlu Ada
- Tinjauan Teoritis dan Praktis Evaluasi Pelaksanaan...
- PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI Pembiayaan Pendidikan...
- MALAYSIA GRATISKAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DAN MENE...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Achmad Jabir: Pendidikan kita terlalu banyak akses...
- Pembiayaan Pendidikan dalam Islam
- TUJUH PROVINSI BELUM TEKEN AKAD PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
- Diskusi Terfokus NGO : Review Kebijakan Pembiayaan...
-
▼
Mei
(103)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar