Arsip Blog

Sabtu, 30 Mei 2009

Biaya Pendidikan Sekolah Bisa Terasing dari Publik

Surabaya, Kompas - Tren biaya pendidikan yang tinggi bisa mengakibatkan sekolah terasing dari publik. Biaya tinggi juga bisa menyebabkan sekolah menjadi diskriminatif.

Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, Yatim Rianto, menuturkan bahwa biaya tinggi membuat publik menjauhi sekolah. Publik merasa tidak mampu menjangkau sekolah, meskipun itu dibutuhkan. "Saat ini di pedesaan muncul persepsi sekolah pasti mahal," ujarnya dalam acara publik bicara dengan judul "Sekolah Mahal Dijamin Berkualitas?" di Gedung Kompas Gramedia, Kamis (1/3).


Direktur Pendidikan Lembaga Pendidikan Islam Al Falah Chairul Anam dan Kepala SMP Ciputra Surabaya Imam Suyudi juga hadir sebagai pembicara. Beberapa kepala sekolah lain hadir sebagai peserta dalam acara tersebut.


Yatim menuturkan, sekolah akan terasing jika publik terus menjauhi karena faktor biaya. Padahal, sekolah seharusnya bersentuhan dengan publik. Persentuhan itu akan membuat sekolah bermanfaat bagi publik. Jika tidak bersentuhan dengan publik, sekolah bisa jadi hanya mencetak pengangguran. Pasalnya, sekolah tidak tahu apa yang dibutuhkan publik.


"Karena itu, harus dicari cara agar sekolah tetap terjangkau publik sekaligus bermutu. Di mana pun sekolah bermutu pasti akan dicari publik," kata Yatim.


Diskriminatif


Biaya tinggi juga akan menimbulkan kesan diskriminatif pada sekolah. Publik merasa sekolah tertentu hanya diperuntukkan bagi kelompok tertentu. Jika muncul kesan diskriminatif dan eksklusif pada sekolah, maka itu bisa menjadi tanda kegagalan.


Chairul Anam menuturkan, sekolah mahal belum tentu berkualitas. Bahkan, sekolah bisa murah meski berkualitas bagus. "Memang lazimnya dibutuhkan biaya cukup besar untuk membuat sekolah bermutu," ujarnya Biaya itu akan semakin terasa tinggi jika hanya ditanggung oleh wali murid. Karena itu, sebaiknya sekolah berupaya mencari sumber pendapatan lain. "Biaya juga akan semakin tinggi jika jumlah murid sedikit," ujarnya.


Salah satu pelajar SMA yang menjadi peserta, Felix, menuturkan, beberapa kawannya yang berasal dari SMP mahal kualitasnya tidak terlalu menonjol. Kualitas mereka hampir sama dengan pelajar dari SMP berbiaya murah. "Jadi, di mana letak keunggulan sekolah mahal. Kami para siswa tidak merasakan itu," tuturnya.


Para pelajar juga tidak paham apa manfaat bersekolah di lembaga mahal sekalipun. "Kami tidak tahu apakah sekolah untuk mencari bekal untuk kehidupan atau sekedar mendapatkan ijazah," tuturnya. (RAZ)


Sumber : http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0703/02/jatim/63138.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar