Arsip Blog

Kamis, 28 Mei 2009

Mahalnya biaya pendidikan: Makin Banyak Anak Putus Sekolah

Yogyakarta, 2009. GUNA meningkatkan kualitas pembelajaran, pemerintah dan berbagai lembaga yang berkecimpung dalam dunia pendidikan selalu berusaha melakukan inovasi. Namun hampir seluruh inovasi yang dilakukan seakan membentur tembok dan mengalami kegagalan.

Banyaknya aturan yang dibuat dan harus ditaati siswa menyebabkan mereka selalu diliputi rasa takut. Lebih jauh lagi anak akan kehilangan kebebasan berkreasi dan melakukan kontrol diri. Untuk itu, ‘Hari Pendidikan Nasional’ yang selalu diperingati setiap 2 Mei merupakan momentum tepat untuk melakukan introspeksi diri terhadap berbagai persoalan pendidikan yang ada di tanah air.

Drupadi Lingga Rarastiti, siswi kelas II IPS 2 SMAN 10 Yogyakarta mengatakan, dunia pendidikan di Indonesia masih perlu dibenahi dan melakukan introspeksi diri. Sebab jika dikaji secara mendalam, sistem pendidikan lebih berorientasi pada hasil. Bahkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diharapkan bisa meningkatkan kompetensi siswa dan menjadi solusi bagi dunia pendidikan, ternyata tidak seperti yang diharapkan.

Masih adanya beberapa guru yang cenderung mendikte dan kurang percaya pada kemampuan siswa menjadikan persoalan ini semakin bertambah rumit. Padahal jika hal itu dibiarkan berlarut-larut, selain siswa tidak nyaman dalam belajar, kreativitas mereka tidak bisa berkembang secara maksimal. Untuk itu, di samping bekal akademik, guru harus memantau dan memahami perkembangan peserta didik. Hal itu akan bisa terwujud jika guru memposisikan diri sebagai orangtua atau sahabat.

“Pada prinsipnya sistem pendidikan di Indonesia sudah baik. Meski begitu dunia pendidikan masih perlu berbenah diri. Kurikulum yang cenderung berubah-ubah dan terbatasnya SDM yang profesional menjadikan hasil yang diperoleh tidak maksimal. Untuk itu dukungan dan kerja sama yang sinergis dari berbagai pihak mutlak diperlukan,” kata Ketua OSIS SMA 10 itu.
Hal senada juga dikemukakan oleh Sofia Pranicipta, siswi kelas III IPA SMAN 8 Yogyakarta.

Menurutnya, secara umum dunia pendidikan di Indonesia masih perlu dibenahi. Adanya kenaikan standar kelulusan dan kurikulum yang cenderung berubah-ubah secara tidak langsung menimbulkan keresahan di kalangan siswa. Ironisnya, guru yang diharapkan bisa menjadi motor penggerak dalam proses pembelajaran terkadang masih mengalami kesulitan untuk menerapkan kurikulum yang baru.

Akibatnya, kurikulum baru yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas lulusan justru menimbulkan persoalan baru bagi dunia pendidikan.

“Hari pendidikan nasional merupakan momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi diri terhadap berbagai persoalan yang ada. Sebab jika dikaji dengan seksama pendidikan sekarang masih belum bisa memenuhi harapan Ki Hajar Dewantara. Bahkan masih ada siswa yang dimarahi guru karena tidak bisa mengerjakan tugas. Meski begitu menyerahkan tanggung jawab pendidikan 100 persen pada guru juga kurang baik. Jadi yang perlu dilakukan sama-sama introspeksi diri dan mencari solusi yang terbaik,” papar Sofia.

Yoga Satriowiwoho, siswa kelas I SMPN 8 Yogyakarta menambahkan, mahalnya biaya pendidikan dan kurikulum yang cenderung berubah-ubah, merupakan persoalan pendidikan yang perlu segera ditangani. Untuk mewujudkan hal itu selain sarana dan prasarana yang memadai, anggaran untuk sektor pendidikan perlu ditambah. Sebab kondisi perekonomian yang tidak stabil dan kenaikan harga BBM beberapa bulan yang lalu menjadikan biaya operasional pendidikan meningkat. Mahalnya biaya pendidikan yang tidak sebanding dengan daya beli masyarakat menyebabkan jumlah anak putus sekolah semakin banyak.

“Di zaman yang sudah serba canggih dan modern seperti sekarang, masih banyak anak-anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah dengan alasan biaya. Adanya fenomena tersebut bisa dijadikan salah satu indikator, banyaknya PR dalam dunia pendidikan. Untuk itu selain SDM yang berkualitas akan lebih bijaksana jika anggaran pendidikan nasional ditambah,” katanya. (Sampoernafoundation.org)

Sumber:(Kedaulatan Rakyat: 02/05/06)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar